Tugas Terstruktur 01 - Dennis Ramadhan E16
Nama Mahasiswa: Dennis Ramadhan
NIM: 43125010225
Tanggal: 26-September-2025
Menghidupkan Jiwa Gotong Royong di Lingkungan Mahasiswa
Abstrak
Tulisan reflektif ini membahas pentingnya menghidupkan jiwa gotong royong di lingkungan mahasiswa sebagai perwujudan nilai kebangsaan. Saya menguraikan pengertian gotong royong, permasalahan turunnya praktik kolektif di kampus, pengalaman pribadi dalam menerapkan gotong royong, serta langkah praktis untuk menguatkan kembali nilai tersebut di kalangan mahasiswa. Rekomendasi diarahkan pada kegiatan konkret (kerja bakti, KKN, kelompok belajar, dan pengabdian masyarakat) yang dapat memperkuat solidaritas dan tanggung jawab bersama.
Kata Kunci
Gotong royong, nilai kebangsaan, mahasiswa, Pancasila, solidaritas
Pendahuluan
Gotong royong—kerja sama sukarela untuk tujuan bersama—adalah salah satu nilai kebangsaan yang menjadi inti praktik sosial di Indonesia dan terintegrasi kuat dengan semangat Pancasila. Sebagai mahasiswa, peran kita bukan hanya mengejar prestasi akademik tetapi juga merawat nilai-nilai kolektif yang menjaga persatuan bangsa. Praktik gotong royong di kampus dapat tampil dalam bentuk KKN, kerja bakti, kegiatan sosial dan kolaborasi akademik antar-mahasiswa.
Permasalahan
Di banyak kampus muncul tantangan: meningkatnya individualisme, fokus kompetitif yang berlebihan, dan kurangnya sarana atau inisiatif untuk kolaborasi lintas jurusan. Akibatnya, semangat kolektif cenderung menipis—padahal mahasiswa idealnya menjadi agen penerus budaya solidaritas. Bukti praktik baik masih ada (mis. aksi bersih-bersih pantai, pengecoran jalan oleh KKN mahasiswa), tetapi skalanya belum selalu sistemik.
Pembahasan (Refleksi Pribadi dan Analisis)
Sebagai mahasiswa, saya pernah merasakan manfaat langsung bergotong royong: saat ikut kerja bakti pengecatan ruang belajar dan saat KKN—ikatan kerja bersama membuat tugas berat terasa ringan, relasi antaranggota lebih hangat, dan hasilnya berdampak nyata bagi lingkungan. Pengalaman ini menegaskan bahwa gotong royong bukan sekadar aktivitas fisik namun juga pendidikan karakter—melatih tanggung jawab, empati, dan kemampuan bermusyawarah.
Secara teoritis, literatur pendidikan menggarisbawahi bahwa internalisasi nilai-nilai kebangsaan (termasuk gotong royong) harus disisipkan ke dalam kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, dan praktik pembelajaran sehari-hari agar menjadi kebiasaan sosial, bukan hanya slogan. Sebagai contoh, paket-paket pembelajaran formal dapat memuat modul yang mengaitkan materi akademik dengan proyek bersama sehingga mahasiswa belajar bersamaan sambil berkarya pada masalah nyata di masyarakat.
Hambatan Praktis
- Waktu dan tekanan akademik membuat mahasiswa sulit mengikuti kegiatan kolektif;
- Fragmentasi organisasi (banyak komunitas terkotak-kotak tanpa koordinasi);
- Kurangnya apresiasi formal dari institusi untuk bentuk partisipasi sosial non-akademik.
Upaya Solutif (berbasis pengalaman dan rujukan)
- Integrasi proyek lintas-kuliah: dosen memberi tugas proyek kelompok yang harus berinteraksi dengan warga/komunitas (model KKN mini).
- Jadwal kerja bakti reguler: fakultas memfasilitasi kerja bakti berkala yang melibatkan organisasi kemahasiswaan.
- Pengakuan partisipasi: sertifikat, kredit ekstra, atau penilaian reflektif untuk kegiatan gotong royong sehingga ada insentif akademik.
- Kultur kecil yang konsisten: membiasakan kebiasaan sederhana—mis. membersihkan ruang belajar bersama, mentoring antarangkatan—sebagai praktik gotong royong sehari-hari.
Kesimpulan dan Saran
Gotong royong adalah nilai kebangsaan yang relevan dan sangat berguna di lingkungan kampus: memperkuat solidaritas, memperbaiki lingkungan, dan membentuk karakter warga negara. Untuk menghidupkannya, dibutuhkan kombinasi kebijakan institusi (integrasi kurikulum dan pengakuan), prakarsa mahasiswa (komunitas dan proyek sosial), serta kontinuitas kegiatan praktis seperti KKN dan kerja bakti. Saya menyarankan agar setiap mahasiswa memulai dari langkah kecil: ajak 3–5 teman untuk proyek kebersihan atau pengabdian mini; dokumentasikan hasilnya; dan dorong pihak program studi untuk menjadikannya bagian dari capaian pembelajaran.
Daftar Pustaka
- Materi Pembelajaran 1 — Modul Nilai Kebangsaan (Modul perkuliahan). (Sumber tugas / modul kampus).
- Kemenkop dan PMK. Mengurai Konsepsi Gotong Royong dalam Pancasila. ( https://www.kemenkopmk.go.id/mengurai-konsepsi-gotong-royong-dalam-pancasila?utm_source=chatgpt.com)
- UGM News. Mahasiswa KKN UGM Gotong Royong Peduli Lingkungan. (https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-kkn-ugm-gotong-royong-peduli-lingkungan-di-malang/?utm_source=chatgpt.com)
- ResearchGate — Sariyatun, S. (2021). Gotong Royong as the Core Principle of Pancasila and Its Relevance as Peace Education.(https://www.researchgate.net/publication/351499978_Gotong_Royong_as_the_Core_Principle_of_Pancasila_and_Its_Relevance_as_Peace_Education_in_Social_Studies_Learning?utm_source=chatgpt.com)
- Agustyowati, DRC. Internalization of National Values in Indonesian Language Textbook. (https://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=3488745&title=INTERNALIZATION+OF+NATIONAL+VALUES+IN+INDONESIAN+LANGUAGE+TEXTBOOK+CLASS+VII+JUNIOR+HIGH+SCHOOL+REVISION+2017&val=30520&utm_source=chatgpt.com)
Komentar
Posting Komentar